Kamis, 23 Agustus 2012

Libur Lebaran: Saat Hotel dan Mal Jadi Tempat "Pelarian"

Sam Timisela (31), warga Cibubur, Jakarta Timur, langganan setiap libur Lebaran datang selalu memboyong keluarganya "pindah" ke hotel berbintang di kawasan Jakarta Pusat.
   "Alasannya, agar lebih praktis saja karena segala fasilitasnya sudah tersedia di hotel. Hitung-hitung liburan bersama keluarga," kata Sam kepada Kompas, Rabu (22/8), di Jakarta.
   Sam lebih memilih tinggal di hotel daripada tetap di rumah dengan menyewa tenaga inval atau tenaga pengganti untuk pembantu rumah tangga (PRT) selama Lebaran. Apalagi jika harus kerepotan sendiri mengurus keperluan rumah tangga bersama isterinya. Padahal anaknya juga masih balita.
   Sebagai pengusaha muda, uang tak menjadi persoalan jika ia harus menginap di hotel selama Lebaran. Termasuk juga jika ia harus menyewa tenaga inval. "Pertimbangannya, saya belum tahu seperti apa kerja dan latar belakang tenaga inval. Buat saya, yang penting nyaman dan prkatis saja tinggal di hotel," lanjutnya.
   Nila (35) juga memiliki alasan yang sama. Ia memilih menghabiskan waktu libur Idul Fitri 1433 H dengan mengunjungi pusat perbelanjaan di kawasan Blok M, Jakarta Selatan.
   "Pembantu rumah tangga saya orang sini, tetapi dia libur 10 hari sejak dua hari sebelum Lebaran. Jadi, di rumah repot banget. Saya dan suami akhirnya berbagi tugas mengurus anak-anak dan rumah," ujar Nila, sambil menggoyang-goyang kereta bayinya agar anak bungsunya tak rewel, Selasa (21/8) lalu.

Habiskan waktu
   Sejak hari kedua Lebaran, Nila dan keluarganya sudah dua kali mengunjungi mal. Mereka menghabiskan waktu untuk makan-makan, menemani anak-anak bermain, atau menonton bioskop. Sambil makan, warga Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, itu bersama suami mengawasi dua anaknya yang tengah bermain.
   Di mal, Nila dan suaminya bisa memilih menu apa pun tanpa perlu repot memasak di rumah. Anak-anak pun bisa leluasa bermain di arena permainan. Nila bersama keluarganya mengaku seharian jika rekreasi di mal. Datang pagi pukul 11.00, pulang setelah maghrib. Sampai di rumah mereka tinggal tidur.
   Hal serupa juga dilakukan Senny (31), warga Klender, Jakarta Timur. Ia mengajak kedua anaknya berjalan-jalan ke mal di kaasan Jakarta Selatan Karena alasan yang sama.
   "Kamis sudah masuk. Jadi repot sekali kalau harus mengurus rumah," kata Seny, yang mengaku harus berbagi pekerjaan rumah tangga dengan suami.
   Sejak ditinggal mudik pembantu rumah tangganya, Edgar Sudirman (36), yang tinggal di Puri Kedoya, Jakarta Barat, setiap harinya jalan-jalan di mal sambil emilih makanan siang atau malam, bersama isterinya, Meri Indriana (29).

Tingkat hunian naik
   Direktur Komunikasi Hotel Mulia Ronny Herlambang mengakui, tingkat hunian saat libur Lebaran di hotelnya meningkat 90 persen dari 996 kamar yang tersedia. Padahal, jika liburan akhir pekan, tingkat hunian hotelnya hanya 60 persen.
   "Memang ada sebagian tamu yang menginap setiap libur Lebaran karena pembantunya pulang kampung," kata Ronny.
   Pernyataan Ronny dibenarkan oleh Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Johnnie Sugiarto. Menurut dia, pada musim libur Lebaran ini, tingkat hunian hotyel di bebarapa tempat wisata di Indonesia secara rata-rata naik signifikan.
   "Hari-hari biasa, rata-ratanya 55 persen. Akan tetapi, kalau sekarang ini bisa mencapai 100 persen. Paling ada satu arau dua kamar saja yang kosong," ungkapnya.
   Pengunjungnya, tambah Johnnie, didominasi oleh wisatawan lokal, yang memang sengaja ingin berlibur menghabiskan waktu liburan Lebaran dengan keluarga dan sanak saudara.
   Pengunjung mal juga meningkat tajam selama lburan Lebaran. Misalnya, mal Taman Anggrek di kawasan Tomang. Peningkatan pengunjungnya sampai 20 persen daripada hari-hari biasa yang rata-rata sebanyak 40.000 pengunjung.
   "Paling ramai memang tempat makan karena rumah makan di luar rata-rata masih tutup," kata Koordinator Humas dan Komunikasi Mal Taman Anggrek Anastasia Damastuti.
   Anastasia mengatakan, banyak rumah makan yang tutup karena banyak karyawan rumah makan yang mudik ke kampung halamannya. Ini tentu menjadi peluang bagi pengelola mal untuk menjaring pengunjung melalui rumah makan yang tetap buka.
   Hal yang sama disampaikan manager on duty Mal Metropolitan Lukman. Sejak berdiri, mal yang letaknya dekat akses keluar Pintu Tol Bekasi Barat itu sebenarnya tutup selama Lebaran. Namun, karena permintaan pengunjung pada waktu itu, mal akhirnya dibuka sampai hari ini. Mal baru dibuka pukul 12.00 dan tutup lebih awal setengah jam pada malam hari.
   "Belum waktunya buka, tetaqpi pengunjung sudah menunggu di depan pintu. Mereka mengira mal buka seperti biasa. Akhirnya, ya dibuka," kata Lukman.
   Lebaran memang seperti memberikan ruang mencari rezeki. Warga Ibu Kota DKI Jakarta dan sekitarnya tak hanya menghabiskan waktu dengan berkunjung ke berbagai obyek wisata saja, tetapi juga menyerbu mal dan hotel.
   Daripada kerepotan di rumah, tentu lebih baik menghabiskan waktu di mal atau menginap di hotel meskipun harus merogoh kantong lebih dalam lagi (EKI/ILO/ENG/OTW).

Sumber : Kompas, 23 Agustus 2012, hal 11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar