Minggu, 24 Juni 2012

"Video Diary", Pekerja Anak Tiga Kota Bercerita

Jakarta, Kompas --- Sebanyak 41 pekerja anak beragam profesi, yakni pekerja seks komersial anak, pemulung anak, anak jalanan, pekerja pabrik anak, dan pembantu rumah tangga anak di tiga kota, yakni Jakarta, Sukabumi dan Makassar, membuat video diary atau catatan harian "Aku, Masa Depanmu Indonesia!" Video catatan harian yang sepenuhnya digarap pekerja anak berusia 7-18 tahun itu bertutur mengenai kehidupan, risiko pekerjaan, dan ancaman yang harus mereka hadapi sehari-hari.
   Produse eksekutif video diary ini, Dian Herdiany, menjelaskan, enam video hasil para pekerja berdurasi 60 menit ini merupakan proyek video partisipatif pekerja anak Indonesia. Seluruh proses pembuatan film video diary, mulai dari ide cerita, syuting, hingga editing, dilakukan para pekerja anak dengan didampingi tujuh fasilitator. Proses yang berlangsung selama 1,5 bulan, Mei-Juni, itu merupakan lokakarya bagian dari kampanye memperingati Hari Dunia Menentang Pekerja Anak, kerja sama antara Yayasan Kampung Halaman dan Organisasi Buruh Internasional (ILO) melalui Proyek Pekerja Anak dan Pendidikan.
   "Metode video partisipatori ini beisa membantu mengenali pengalaman hidup mereka selama ini. Ini cara untuk memfasilitasi suara para pekerja anak agar mereka tahu mereka itu penting," kata Dian, Minggu (24/6), di Jakarta.
   Direktur ILO di Indonesia Peter van Rooij mengatakan, video partisipatori ini akan meningkatkan kesadaran para pembuat kebijakan tentang masalah pekerja anak. "Kesadaran itu akan membantu menanggulangi dan menghapus pekerja anak serta melindungi hak anak, terutama hak atas pendidikan," ujarnya.
   ILO memperkirakan, sekitar 215 juta anak di seluruh dunia menjadi pekerja anak. Adapun Badan Pusat Statistik mencatat terdapat sekitar 1,5 juta pekerja anak usia 5-17 tahun pada tahun 2012 di Indonesia. Sebagian besar dari mereka bekerja dengan jam kerja yang panjang dan kerap dalam kondisi berbahaya yang menghambat tumbuh kembang mereka. Video diary ini akan diluncurkan pada Kamis, 28 Juni 2012, di Erasmus Huis, Jakarta," kata Agung Sentausa, produser eksekutif video diary. (LUK)

Sumber: Kompas 25 Juni 2012, hal 12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar