Jumat, 13 Juli 2012

Dampak Krisis:Peugeot Menutup Pabrik dan PHK 8.000 Karyawan

Paris, Jumat --- Harga saham perusahaan otomotif PSA Peugeot Citroen jatuh hingga lebih dari 8 persen, Jumat (13/7), sehari setelah pabrikan mobil asal Perancis itu mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja 8.000 pekerjanya dan penutupan salah satu pabrik di Perancis.
   Dari Jerman dilaporkan, pabrikan mobil Opel kembali mengganti CEO-nya. Keputusan itu dipandang sebagai sinyal ketidakpuasan manajemen induk perusahaannya, General Motors (GM), dari AS terhadap proses restrukturisasi Opel yang tak kunjung menbuahkan hasil.
   Dua perusahaan tersebut trerus menderita kerugian di tengah stagnasi pasar mobil Eropa yang dilanda krisis ekonomi berkepanjangan.
   Phillipe Varin, CEO PSA Peugeot Citroen, yang mengumumkan rencana pemberhentian 8.000 pegawainya, Kamis, mengatakan pihaknya tak punya pilihan lain setelah terus merugi hingga 100 juta euro (Rp 1,15 milyar) per bulan. Semester pertama tahun ini, perusahaan tugi hingga 700 juta euro.
   Hal ini memaksa PSA menutup salah satu pabriknya di Aulnay di Utara Perancis, yang selama ini memproduksi mobil Citroen C3 dan mempekerjakan lebih dari 3.000 pegawai. Aulnay akan menjadi pabrik mobil pertama di Eropa yang tutup dalam dua dekade terakhir.
   Selain itu, PSA akan memberhentikan 1.400 pekerjanya di pabrik di Rennes, dan sekitar 3.600 pegawai dari beberapa lokasi cabang di Perancis.
   "Saya sadar betapa serius langkah ini bagi mereka yang terdampak dan bagi perusahaan secara keseluruhan. tetapi, perusahaan secara keseluruhan. Tetapi, perusahaan tak bisa terus mempekerjakan orang-orang saat uang 200 juta euro habis setiap bulan. Menutup-nutupi hal itu akan sangat berbahaya bagi kelompok perusahaan ini," ujar Varin.

Reaksi politik
   Langkah Peugeot ini langsung diprotes serikat pekerja dan Pemerintah Perancis yang sedang berusaha membangkitkan kembali perekonomian negara itu. "Kami tak bisa menerima rencana Peugeot saat ini," kata Menteri Industri Perancis Arnaud Montebourg, yang berjanji akan membujuk Peugeot agar mempertimbangkan opsi lain.
   Rdeaksi politik juga langsung muncul begitu kabar pengunduran diri CEO Opel Karl-Frederich Stracke beredar. Volker Bouffier, Menteri Besar Negara Bagian Hesse, Jerman -tempat markas besar Opel berada- berharap Opel tetap menghormati perjanjian yang telah dibuat dengan para pekerja.
   CEO GM Dan Akerson mengatakan, kerugian yang diderita di Eropa harus segera dihentikan. Dua divisi GM dan Vauxhall di Inggeris, rugi 747 juta dollar AS tahun lalu. "Kami telah merugi 14 liliar dollar AS dalam 12 tahun terakhir (di Eropa). Ini harus dihentikan," kata Akerson. (Reuters/AP/AFP/DHF)

Sumber: Kompas, 14 Juli 2012, hal 10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar