Rabu, 13 April 2011

ARS Dijual Tetangga Sendiri



Print
Alih-alih ingin mendapatkan pekerjaan yang hasilnya akan dipergunakan untuk kehidupan sehari-hari dan meringankan beban orang tua, ARS harus terjebak dalam praktik perdagangan manusia (human trafficking).

Ironis,gadis berusia 17 tahun ini terjebak ke dunia prostitusi oleh tetangganya sendiri,yakni Erni,28. Ditemani kedua orang tuanya Nurohman,50,dan Rodiah,48, serta pengacaranya Shalih Mangara Sitompul, ARS melaporkan kasus yang dialaminya ini ke petugas Polresta Bekasi Kota. ARS menuturkan,Senin (14/3) lalu dia berkeluh kesah dengan Erni untuk dicarikan pekerjaan.Gayung pun bersambut,Erni menawarkan pekerjaan di sebuah perumahan hingga membuat gadis berambut panjang ini pun tertarik. Tak lama kemudian,Erni yang merupakan tetangga korban di Kampung Kayuringing RT 1/12,Bekasi Selatan,Kota Bekasi, menghubungi seorang wanita bernama Sesil,25.”Saya berbincang dengan Sesil dan dia memberi tahu bahwa pekerjaannya sebagai pelayan di tempat karaoke di Bekasi,” ungkap ARS kemarin.

Tanpa pikir panjang dan tanpa memberi tahu kepada orang tuanya,gadis yang tidak tamat SD ini pun mendatangi rumah Sesil di Perumnas I Jalan Plamboyan RT 8/10 No 354,Bekasi Selatan,Kota Bekasi.Di rumah Sesil ini,ARS diyakinkan oleh ibu Sesil, yakni Warsih bahwa bekerja di karaoke akan mendapatkan uang dengan mudah sehingga segala keinginan pun dapat dibeli. Karena bertekad ingin bekerja dan mendapat uang membantu kehidupan keluarganya,ARS pun menginap di rumah Sesil. Namun,menginapnya ARS ini harus dibayar mahal, kehormatannya direnggut paksa seorang lelaki bernama Tarno yang merupakan rekan Sesil.Tidak hanya itu,sehari kemudian ARS dijual oleh Tarno,Sesil,dan Warsih ke seorang mami di sebuah diskotek di Mangga Besar, Jakarta Barat.

ARS mengaku selama lima hari di Mangga Besar,dia dipaksa melayani hasrat seksual lelaki hidung belang dengan ancaman akan dibunuh bila menolak.”Lima hari di Mangga Besar,saya sudah melayani tujuh lelaki tidak dikenal dan sama sekali tidak mendapat upah,” ungkap tertunduk malu. Nurohman menuturkan, sejak lima hari anaknya pergi tanpa pamit hingga akhirnya terlihat di Kranji,Bekasi Barat,oleh salah satu kakaknya.”Yadia ingin pulang ke rumah.Sebelum sampai ke rumah,kakaknya melihat di Kranji dan segera membawanya pulang,” ungkapnya. Kasat Reskrim Polresta Bekasi Kota Kompol Ade Ary Syam Indradi menuturkan, dari hasil pemeriksaan dia menetapkan Eni,Sesil,dan Warsih sebagai tersangka.

Ketiganya terbukti yang menyerahkan korban kepada Tarno.Selain itu,ketiga tersangka mendapatkan upah masing-masing Rp100.000 dari Tarno.Namun,ketiga tersangka tersebut tidak ditahan karena masih kurang bukti untuk melakukan penahanan. Saat ini,polisi masih mengejar tersangka bernama Tarno yang merupakan tersangka utama kasus penjualan manusia tersebut. ”Bila Tarno tertangkap,ketiga tersangka ini nantinya akan kami tahan,”ucapnya. Kasus perdagangan manusia juga dialami Bunga, 19,nama samaran.Remaja asal Pabuaran,Cibinong, Bogor,dijual SN,37, perempuan asal Cilodong, Kota Depok,untuk dipekerjakan di salah satu tempat hiburan malam berupa kafe dan karaoke di Biak, Papua.SN sendiri ditangkap petugas Satreskrim Polres Bogor di kediamannya, Selasa (22/3) malam.

Terbongkarnya kasus ini setelah MD,orang tua Bunga, mendapat pesan singkat (SMS) yang dikirim Bunga.Saat itu,Bunga mengaku tengah berada di sebuah kafe di Biak, Papua.Mendengar pengaduan itu,MD melapor ke unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Bogor. Selanjutnya,petugas melakukan penyidikan dan menangkap SN di rumahnya . Saat penggerebekan itu juga ada korban yang akan dikirim ke Papua.  WAHAB FIRMANSYAH/ HARYUDI 
(Sumber, Seputar Indonesia, 24 Maret 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar